Minggu, 06 Desember 2015

10 Kuliner Wajib Saat Berkunjung ke Semarang

10 Kuliner Wajib Saat Berkunjung ke Semarang

1. Nasi Ayam Semarang

Nasi Ayam Semarang
Nasi Ayam Semarang
Salah satu kuliner wajib saat berkunjung ke Semarang adalah nasi ayamnya. Nasi ayam semarang ini mirip-mirip dengan nasi liwet khas kota Solo. Hanya mirip, tapi tidak sama :-). Nasi ayam semarang ini merupakan sajian nasi putih yang terasa gurih karena dimasak dengan santan, yang disantap dengan suwiran daging ayam, sambal goreng labu siam dan krecek, tahu bacem atau tahu putih, dan telur pindang lalu diguyur dengan kuah santan. (Kalau nasi liwet disajikan kering tanpa siraman kuah). Sayur labunya memiliki citarasa lebih pedas dan manis jika dibandingkan dengan sayur labu siam pada nasi liwet. Nasi ayam ini biasanya disajikan dengan alas daun pisang ataupun disajikan dengan menggunakan pincuk daun pisang.

2. Mie Kopyok

Mie Kopyok
Mie Kopyok
Mie kopyok adalah makanan khas semarang berupa mie kuning yang disajikan dengan irisan tetelan daging, tahu, lontong, tauge, dan kerupuk gendar. Kerupuk gendar adalah kerupuk yang terbuat dari beras. Mie kopyok ini lalu disiram dengan kuah yang telah diberi bumbu bawang putih, ditaburi seledri, bawang goreng, dan diberi kecap manis. Mie kopyok ini kerap disebut sebagai mie teng-teng karena penjualnya suka memukul piring sehingga berbunyi “teng-teng-teng” saat menajajakan mienya. Mie kopyok agak sulit ditemukan di luar Semarang.


3. Nasi Gandul

Nasi-Gandul
Nasi gandul
Nasi gandul ini sebenarnya merupakan kuliner yang berasal dari Pati. Namun jika tidak sempat berkunjung ke Pati, Anda bisa menyantap nasi gandul ini di Semarang. Nasi gandul merupakan nasi putih hangat yang disajikan dengan daging sapi dan jeroannya, lalu disiram dengan kuah kaldu dan santan yang encer dan warnanya kecoklatan. Pelengkapnya adalah tempe goreng, perasan jeruk nipis, dan sambal. Nasi gandul ini sekilas mirip dengan semur daging dan gulai. Dinamakan nasi gandul karena pada awalnya penjual nasi gandul membawa barang dagangannya dengan cara memanggul bambu yang kedua ujungnya digantungi bakul nasi dan kuali berisi kuah (gandul = gantung). Nasi gandul ini biasanya disajikan dengan alas daun pisang dan disantap dengan menggunakan sendok dari daun pisang alias suru.

4. Pisang Plenet

Pisang Plenet
Pisang Plenet
Jajanan khas Semarang yang wajib Anda cicipi adalah pisang plenetnya. Pisang plenet merupakan pisang kepok yang dibakar di atas arang, kemudian ditekan dengan papan kecil sehingga bentuknya menjadi pipih. Pisang yang digunakan haruslah pisang kepok raja yang memiliki rasa manis dan berwarna kuning. Pisang plenet yang dijual di gerobak-gerobak memiliki berbagai pilihan rasa, antara lain keju, coklat, atau nanas. Ada juga yang hanya ditaburi gula halus. Pisang plenet ini dapat dijumpai di Jalan Pemuda dekat Gedung Lawang Sewu, pasar Semawis, dan pusat jajajan toko Sri Ratu. Pisang plenet ini biasanya baru dijajakan menjelang sore hari hingga tengah malam. Pisang plenet ini merupakan salah satu jajanan yang semakin sulit ditemui. Wah, jangan sampai punah, ya!

5. Kue Lekker Paimo

Lekker Paimo tipker
Lekker Paimo tipker
Lekker Paimo Tuna Corn Mozarella
Lekker Paimo Tuna Corn Mozarella
Lekker berasal dari bahasa belanda yang artinya “enak”. Kue yang dijajakan di kaki lima ini bentuknya menyerupai martabak, namun ukurannya lebih kecil dan juga lebih tipis. Mirip dengan crepes. Kue lekker yang sangat terkenal di Semarang adalah Kue Lekker Paimo yang dijual di depan SMU Kolose Loyola di Jl Karanganyar No 37, Semarang Tengah. Kue Lekker Paimo yang sudah dijual sejak tahun 1978 ini memiliki varian rasa yang sangat beragam, antara lain telur sosis, tuna keju, jagung manis, keju abon, sosis mozzarella, pisang cokelat, dan lain-lain. Pembeli pun bisa memilih ketebalan kue lekker-nya, apakah mau tipker (tipis kering) atau yang lebih tebal. Lekker Paimo ini selalu dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas. Lekker Paimo ini juga tidak membuka cabang di tempat lain.

6. Babat Gongso

Babat Gongso
Babat Gongso
Bagi Anda yang kolesterolnya tinggi, mungkin sebaiknya melewatkan kuliner yang satu ini :D. Babat gongso merupakan potongan babat dan juga jeroan lainnya seperti hati, limpa, paru, yang dimasak dengan bumbu kecap yang kental. Citaranya yang manis dan pedas terasa khas dengan tekstur yang empuk. Babat gongso ini konon diperkenalkan oleh Pak Karmin pada tahun 1954. Walaupun cukup banyak warung di Semarang yang menawarkan menu babat gongso, cobalah mencicipi babat gongso yang dijual di Warung Pak Karmin di dekat Jembatan Berok, di tengah kota Semarang. Selain babat gongso, menu lain yang tak kalah tenar di Warung Pak Karmin adalah nasi goreng babat. Nasi goreng babat Warung Pak Karmin menggunakan racikan bumbu yang sama dengan racikan bumbu pada babat gongsonya.

7. Soto Bangkong

Soto Bangkong
Soto Bangkong
Bangkong? Bukankah itu sejenis kodok?? Tenang, Klikers! Ini bukan soto kodok, kok! Soto Bangkong adalah sebuah rumah makan yang terletak di Semarang yang menyajikan soto sebagai menu utamanya. Soto Bangkong ini sudah dijual sejak tahun 1950-an. Pemiliknya bernama Pak Sholeh. Awalnya soto bangkong ini dijual dengan menggunakan angkringan yang biasa mangkal di Jalan Brigjen Katamso yang masa itu masih bernama Jalan Bangkong. Itulah sebabnya soto ini dinamakan soto bangkong. Saat ini soto bangkong sudah memiliki beberapa cabang yang semuanya dikelola oleh keluarga Pak Sholeh. Kekhasan soto bangkong terletak pada kuahnya yang berwarna bening kecoklatan karena diberi tambahan kecap. Sotonya sendiri berisi suwiran daging ayam, irisan tomat, bihun, toge, taburan bawang putih dan bawang merah. Soto bangkong ini dapat dinikmati bersama sepiring nasi panas dan juga pelengkap lainnya seperti sate daging ayam, sate kerang, sate telur puyuh, tempe, tahu, dan perkedel. Pusat Soto Bangkong ada di Jln Brigjen Katamso No 1, Semarang.

8. Tahu Gimbal

Tahu Gimbal
Tahu Gimbal
Tahu gimbal adalah kuliner khas Semarang yang terdiri dari tahu goreng, rajangan kol mentah, lontong, toge, telur, dan gimbal lalu dicampur dengan bumbu kacang yang menggunakan petis udang. Gimbal adalah udang yang digoreng dengan tepung. Gimbal ini rasanya gurih, manis, dan juga pedas. Uniknya, sang penjual biasanya tidak memotong-motong tahu, lontong, dan gimbal dengan pisau, melainkan menggunting-guntingnya dengan gunting besi. Tahu gimbal ini cukup mudah ditemukan di Semarang, baik di kaki lima maupun di rumah makan. Anda dapat menemukan tahu gimbal ini di sekitaran Taman KB, depan SMA 1 Semarang, Jalan Menteri Supeno.

9. Wedang Tahu dan Wedang Durian

Wedang Tahu
Wedang Tahu
Wedang ketan duren
Wedang ketan duren
Sudah pernah mencoba wedang tahu? Wedang tahu konon berasal dari Tiongkok dan masuk ke Indonesia pada akhir abad ke-19 hingga kemudian menjadi penganan khas Semarang. Konon, wedang tahu pertama kali dijual di Semarang oleh seorang imigran Tiongkok bernama Ong Kiem Nio di Pasar Gang Baru, Pecinan. Wedang tahu ini terbuat dari susu kedelai yang dicampur dengan bubuk agar-agar sehingga menjadi kembang tahu. Kuahnya yang terbuat dari jahe, gula merah, gula putih, dan beberapa rempah seperti cengkeh dan kayu manis membuat wedang tahu ini sangat nikmat bila disantap kala cuaca dingin. Bukan hanya menghangatkan, wedang tahu ini pun dapat melegakan tenggorokan dan mengobati masuk angin. Anda dapat menikmati wedang tahu ini di kawasan Pecinan Semarang atau Waroeng Semawis Semarang. Selain wedang tahu, Semarang juga terkenal dengan wedang lainnya, antara lain wedang ketan durian, wedang kacang tanah, wedang kacang hijau, wedang roti, dan lainnya. Anda dapat menikmati aneka wedang ini di Warung Wedang Cap Kaw King di Jalan Wat Gandhul.

10. Es Puter Cong Lik

Es Cong Lik
Es Cong Lik
Es Cong Lik sudah dijual di Semarang sejak berpuluh tahun yang lalu dan menjadi kuliner wajib saat berkunjung ke Semarang. Es Cong Lik ini menggunakan buah-buahan yang diparut dan kemudian dicampur dengan es. Varian rasanya ada banyak, antara lain: durian, kopyor, kelapa muda, alpukat, cokelat, leci, blewah, kelengkeng, kacang ijo, dan sirsak. Es puter Cong Lik ini tidak menggunakan bahan pengawet ataupun pewarna buatan. Nama ‘cong lik’ ini konon karena Sukimin sang penjualnya sudah berjualan sejak masih anak-anak. Cong Lik ini merupakan singkatan dari kacung cilik. Kacung dalam bahasa jawa artinya adalah pembantu laki-laki. Es Cong Lik kini dapat ditemukan di daerah Tlogorejo, dekat Simpang Lima Semarang dan juga di Waroeng Semawis.
Klikers, itulah 10 kuliner wajib saat berkunjung ke Semarang. Wiww… perut saya mendadak jadi keroncongan! Yuk, atur schedule untuk wisata kuliner ke Semarang!
sumber : http://www.klikhotel.com/blog/10-kuliner-wajib-saat-berkunjung-ke-semarang/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar